![]() |
Foto : Liem Tjen Lay memberikan edukasi tentang Klenteng Kong Hwie Kiong kepada ratusan siswa |
KEBUMEN (BANYUMAS POS) - Ratusan siswa SMA Negeri Kebumen di hari ke 3 dalam rangka Pemenuhan Profil Pancasila Pelajar Pancasila (P5) untuk memahami keberagaman antara budaya keagamaan khususnya di klenteng Kong Hwie Kiong, Kebumen pada Rabu (02/08/2023) berkesempatan mendapatkan edukasi dari pengurus Klenteng Liem Tjen Lay.
Liem Tjen Lay dalam kesempatannya memberikan edukasi tentang Klenteng Kong Hwie Kiong yang artinya lapang hati/dada, dan indentik dengan warna merah lambang kebahagiaan dan untuk tolak bala.
Liem Tjen Lay disela-sela kesempatannya juga memperkenalkan gambar jenderal yang berada di pintu, yang konon bahwa jenderal itu yang selalu menjaga pintu tersebut.
Adapun satu gambar mempunyai seribu kata, yaitu gambar jualan tombak dan jualan tameng yang menceritakan arti penjual itu sangat antusias menawarkan tombaknya.
"Tombak ini sangat tajam bisa untuk menusuk benda- benda, dan tamengnya bisa untuk menahan semua tombak dan pedang, dengan bangganya penjual mengatakan hal itu," kata Liem Tjen Lay kepada para siswa.
Kemudian ada orang bijaksana dan pandai bertanya kepada penjual ini, bagaimana kalau dibenturkan dua-duanya,penjual tombak ini tidak bisa bicara karena akan hancur dua-duanya.
Liem Tjen Lay memberikan isi cerita dan fisiologi tentang gambar penjual tombak dan tameng yang artinya jangan podo paido (jangan berdebat, Red) yang tidak ada gunanya, karena sama-sama hancur.
"Jadi jangan sama-sama keras, dan jangan saling menyalahkan tetapi harus dimusyawarahkan," pesannya.
Sementara, Koordinator SMA Negeri 2 Kebumen Alfons Bhrahmasila K menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pengurus Klenteng Kong Hwie Kiong yang sudah berkenan memberikan edukasi kepada siswa dan memberi tempat/wadah.
"Sehingga kami bisa belajar bersama memahami budaya,memahami pola tata cara ibadah yang yang berbeda dari kami sebelumnya,dan yang lainnya," ujarnya.
"Yang kami dapat adalah memahami bahwa perbedaan itu ada di sekitar kita tapi tidak untuk dijadikan perbedaan dan itu menjadi perbedaan tetapi menjadikan satu persatuan," tandasnya.
Alfons berharap para siswa menjadi lebih memahami tentang beraneka ragam budaya yang ada di Indonesia.
"Ternyata memang nyata adanya dan kami berharap siswa bisa memahami dan tidak lagi saling membuli apapun itu dengan adanya perbedaan. Tapi perbedaan itu menjadikan satu rasa, dalam bentuk pemahaman bahwa kita disini berbeda tapi kita harus bersatu," katanya.
"Dengan P5 ini, kedepannya selalu harus ada seperti ini karena progam merdeka baru berjalan 2 tahun, supaya bisa memperkenalkan kepada siswa," sambungnya.
Gana Arya mahardhika siswa kelas 10 juga menyampaikan ucapan terimakasih karena dirinya sebagai umat muslim menjadi tau tentang sejarah dan filosofi Klenteng.
"Setelah masuk ke Klenteng ini, saya merasakan ketenangan di hati dan rasanya adem," ungkapnya.
Pewarta : Lia
Post a Comment