Sejarah Cikal Bakal Desa Kalijurang Brebes



Brebes Banyumas Pos -- Desa Kalijurang adalah bagian dari kabupaten brebes yang memiliki berbagai macam hikayat dan legenda nenek moyang terdahulu hingga  saat ini masih menjadi buah bibir dikalangan masyarakat. 


Desa Kalijurang terletak di kecamatan Tonjong kelurahan kalijurang.Desa Kalijurang dikelilingi anak sungai, hutan dan juga persawahan.Pada umumnya masyarakat Kalijurang bekerja sebagai petani dan berkebun. 


Desa Kalijurang berbatasan dengan desa galuh timur dibagian utara. Pada awal berdirinya Desa Kalijurang terbagi menjadi dua pedukuhan yaitu kalijurang satu dan kalijurang dua. Pada masa itu Desa Kalijurang bernama Desa Keputihan. 


Jumlah pendududuknya dari waktu ke waktu terus meningkat dan dimekarkan menjadi beberapa perdusunan.


Untuk Kalijurang satu terdiri dari delapan pedukuhan di antaranya yaitu :

 


1 Pedukuhan Kalijurang 1a

2 Pedukuhan Kalijurang 1b

3 Pedukuhan Glempang 

4 Pedukuhan Munggang

5 Pedukuhan Sida Mulya

6 Pedukuhan Kalisalak 

7 Pedukuhan Watu kumpul 

8 Pedukuhan Ledug


Dan untuk Desa Kalijurang dua terdiri dari tiga pedukuhan yaitu :


1 Kalijurang 

2 Pedukuhan Slemped 

3 Pedukuhan Karang Anyar 


Berkembangnya beberapa pedukuhan di Desa Kalijurang tidak lepas dari peranan dua tokoh nenek moyang terdahulu yaitu Ki malang gathi dan Ki saka gathi mereka adalah dua tokoh cikal bakal adanya Desa Kalijurang .


Desa Kalijurang memiliki beberapa cerita rakyat yang melegenda di masyarakat. Saya berniat  mementaskan beberapa cerita rakyat di desa kami " ujar pak Warsono kepada awak media 


Begitu banyak cerita rakyat di Desa Kalijurang  desa dengan segala misteri dan keunikannya adapun beberapa cerita rayakyat sebagai berikut:


1 Hikayat asal usul desa Kalijurang malang gathi dan saka gathi 

2 Hikayat  Nyi rantang sari 

3 Hikayat  Nyi Kumel 

4 Hikayat Negri siluman 

5 Hikayat Kurcaci 

6 Hikayat Watu kumpul 

7 Hikayat Kalijurang asta manggala 

8 Hikayat asal usul kali blegedeng 

9 Hikayat Kali genta.

Ada begitu banyak legeda di Desa Kalijurang yang tidak saya tulis  semuanya. Setiap wilayah atau daerah mimiliki sejarah yang perlu di kenalkan kepada anak cucu mereka untuk menanamkan nilai luhur dan melestarikan budayanya. 


Seperti sejarah asal usul suatu desa tidak luput dari sejarah dan peranan tokoh masyarakat.  Adapun cerita rakyat di Desa Kalijurang yang melegenda adalah Ki malang gathi dan Ki saka gathi .


Menurut pak warsono masyarakat Desa Kalijurang sangat kental dengan mitos larangan memakan dagig kidang. Mereka beragapan jika memakan daging kidang akan mendapat malapetaka. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari sejarah pada masa itu. 


Beberapa abad yang lalu sebelum adanya Desa  Kalijurang, ada sepasang kekasih bernama Ki malang dewa dan Nyi malang dewi.  Sepasang kekasih itu adalah buronan dari majapahit yang dikejar prajurit majapahit dan bersembunyi di sebuah curug banda yuda. 


Selang beberapa waktu mereka keluar dari persembunyiannya dan menetap di Desa Kalijurang ketika itu bernama Desa Keputihan. Mereka di karuniai dua orang anak laki-laki bernama Ki malang gathi dan Ki saka gathi. 


Ki malang gathi tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tuanya dan Ki saka gathi tumbuh terpisah dari kedua orang tuanya. 


Singkat cerita Ki malang gathi tumbuh menjadi laki-laki dewasa. Suatu ketika Ki malang gathi di utus orang tuanya untuk menemui kakeknya di banyumas dan bertemu Dewi arum. Mereka tumbuh bersama lalu saling jatuh cinta.


Pada suatu hari sang kakek memerintahkan Ki malang gathi menemui sodaranya. Sang kakek menceritakan tentang sodaranya Saka gathi yang terpisah dari keluarganya  Ki malang gathi baru mengetahui bahwa dia mempunyai saudara 


Setelah bertemu dengan Ki saka gathi ia bercerita tentang dirinya dan kedua orang tuanya yang menetap di Desa Keputihan. 



Beberapa waktu berlalu tibalah waktunya Ki malang gathi bertemu dengan kakek dari Dewi arum yang berada di Banyumas untuk meminangnya.

Keduanya akhirnya menikah dan kembali ke Desa keputihan atau Desa Kalijurang 


Di Desa keputihan Ki malang gathi bertemu dengan Ki saka gathi yang telah berada berasama kedua orang tuanya.Pada akhirnya mereka bisa berkumpul bersama dan hidup bahagia.


Dari hasi pernikahannya Ki malang gathi memperoleh seorang putra,sementara Ki saka gathi mempunyai seorang anak putri bernama Kemuning .


Kedua sadara tersebut menempati wilayah masing-masing atas perintah ayahnya. Ki malang gathi menempati wilayah utara Ki saka gathi menepati wilayah barat 


Ki malang gathi memulai hidupnya dengan cara bercocok tanam suatu hari ia mengeluhkan tanaman kacangnya yang selalu rusak di makan hewan misterius. 


Akhirnya Ki malang gathi berinsiatif untuk membuat jebakan guna menangkap hewan yang merusak tanamannya. Hewan tersebut berhasil di tangkap oleh Ki kalang gathi. 


Seekor kidang terperangkap oleh jebakannya. Kidang wulung tak lain adalah jelmaan dari manusia di kutuk karena cinta terlarang menjadi kidang wulung. 


Ki malang gathi berniat menyebelih kidang wulung tapi sebelum di sembelih kidang wulung mengajukan persyaratan. Ia ingin menyusui anaknya terlebih dahulu Malang gathi menyetujui persyaratan tersebut ia mengijinkan kidang wulung pulang terlebih dahulu untuk menyusui anaknya. 


Setelah sampai di tempat tinggalnya kidang wulung betina menceritakan kepada suaminya kidang jantan bahwa ia akan di sembelih. Mengetahui hal itu kidang jantan berinsiatif menggantikan kidang betina. 


Ki malang gathi merasa heran mengapa kidang wulung berubah tidak seperti sebelumnya. Kidang wulung jantan menceritakan prihal dirinya menggantikan istrinya ia memita ampunan kepada Ki malang gathi untuk tidak menyebelihnya. 


Kidang wulung akan melakukan apapun asal Ki malang gathi tidak menyembelihnya. Ia berjanji akan membantu Ki malang gathi jika ia membutuhkan bantuannya. 


Ki malang gathi adalah sosok bijaksana dan bemaaf ia melepaskan kidang wulung lalu membiarkannya pergi. 


Kedua anak Ki malang gathi dan Ki saka gathi telah tumbuh menjadi dewasa.Ki malang gathi berniat menjodohkan anaknya dengan keluarga Ki saka gathi. 


Datanglah Ki malang gathi ke kediaman Ki saka ganti kemudian mengutarakan niatnya,untuk melamar putrinya. Keluarga Ki saka gathi menyabut kabar tersebut dengan bahagia. 


Ki saka gathi mengajukan syarat untuk membawa rujak wuni segendongan,tanpa berpikir panjang Ki malang gathi menyetujui syarat tersebut. 


Selang beberapa waktu Ki malang gathi beserta rombongan kembali menemui Ki saka gathi. Mereka di sambut bahagia oleh keluarga Ki saka gathi 


Ki saka gathipun bertanya " Mana syarat yang kuberikan waktu itu?  Ki malang gathi menjawab sambil memberikan sesuatu kepadanya "Ini kang.


Mengetahui hal itu Ki saka ganti langsung menolak lamarannya. Ia menjelaskan bawasannya rujak wuni segendongan hanyalah bahasa kiasan yang artinya kerbau sapi 


Dengan rasa sedih bercampur malu Ki malang gathi pulang ke rumahnya, ia memulai kehidupannya sebagai petani. 


Berapa tahun berlalu datanglah seseorang dari kediri berniat melamar putranya.,Ki malang gathi menyetujui lamaran tersebut. 


Pesta pernikahan putranyapun di selenggarakan banyak tamu berdatang dari beberapa desa.Ki saka gathi turut hadir di acara pernikahan tersebut, hingga terjadilah sebuah peristiwa .


Seluruh tamu yang datang mati karacunan, malapetaka itu membuat Ki malang gathi sangat sedih dan terpukul. Ki  malang gathi jadi teringat sebuah janji dari kidang wulung untuk membantunya. 

Dengan menghentakan kakinya ke tanah sebanyak tujuh kali ia memanggil kidang wulung. Kidang wulungpun datang dan langsung melangkahi semua mayat yang mati. Setelah dilangkahi oleh kidang wulung mayat yang mati hidup kembali. 


Setelah kejadian itu Ki malang gathi berfatwa bahwa anak cucunya diharamkan memakan seekor kidang jika di langgar maka akan terjadi malapetaka. 


Hingga saat ini kepercayaan untuk tidak memakan dagig kidang sangat kental. Mereka masih menjujung tinggi nilai-nilai budaya yang terkadung di dalam sejarah jaman dahulu. Salah satunya adalah fatwa tentang larangan memakan dagig kidang. 


Banyak sekali sejarah di desa Kali jurang dari mulai tempat bersejarah hingga peninggalan benda bersejarah sampai saat ini masih dilestarikan. 


Semoga dari sejarah Desa Kalijurang kita bisa menghargai nilai luhur yang terkandung di dalamnya juga pesan moral yang bisa kita ambil pelajarannya.



Pewarta: Nur S 

Sumber Desu R (Kaliloka Brebes)

Previous Post Next Post