![]() |
Foto : Suasana Konferensi Pers di Desa Ninja |
KEBUMEN (BANYUMAS POS) - Pemerintah Desa Karangpule, Kecamatan Sruweng, Kebumen bersama pemilik Desa Ninja dan pihak Jepang yakni Tsunagu Project menggelar konferensi pers, Minggu (29/5/2022).
Dalam konferensi pers tersebut dihadiri Sri Banowati, pemilik Desa Ninja Kebumen dan Qurotun Ainiyah, Kepala Kampung Karangpule, tempat Desa ninja berada, Akiko Sakaguchi, selaku CEO Wownas dan Project Head Officer dari Tsunagu Project, Umi Sumiyati, Ketua Yayasan Seni Untuk Bangsaku, serta Tabligh Pradana, Dosen Swiss German University.
Selain itu, hadir pula Shohei Matsunaga, mantan pemain sepak bola Jepang dan duta persahabatan untuk peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang, band dari Hiroshima, Deneb, Ghaida Farisya, ex-JKT 48 & vokalis band Syn.Chordia, Yuichi Setoyama, Direktur Baktur Research Association, Rintaro Osawa, dan perwakilan pelajar Jepang di Tsunagu Project.
"Kami fokus untuk mengenalkan dan memahami latar belakang lahirnya desa ninja yang bekerjasama dengan Tsunagu Project," kata Sri Banowati, pemilik Desa Ninja Kebumen kepada wartawan.
Dijelaskannya, bahwa Tsunagu Project sendiri adalah proyek yang bertujuan untuk menghubungkan budaya Jepang dan Indonesia dan membuat festival untuk mendukung rekonstruksi Indonesia dan Jepang, di mana banyak bencana terjadi.
Diketahui, proyek Desa Ninja dibentuk dan sudah beroperasi sejak akhir tahun 2019, namun karena situasi Covid-19 yang melanda Indonesia, proyek ini sempat tertunda.
Lebih lanjut, proyek ini bekerja sama dengan Tsunagu Project antara individu Indonesia dan Jepang yang secara sukarela mendukung terwujudnya Desa Ninja.
Meskipun skala pembangunan desa ninja saat ini masih tergolong kecil, namun keberadaannya sebagai Desa Ninja pertama di luar negeri diakui oleh Walikota Kota Koka, Hiroki Iwanaga, yang tidak dapat menghadiri konferensi pers, namun menyatakan dukungannya terhadap proyek tersebut dan berencana untuk berpartisipasi dalam grand opening yang akan diadakan di masa depan.
Desa ninja telah menerima kerja sama dari banyak orang dan perusahaan, mulai dari perencanaan, pengembangan, dan pembangunan; hingga konten dan atraksi yang akan ditambahkan di masa mendatang. Pada Grand Opening nantinya, akan ada rangkaian acara dengan tema utama Ninja Matsuri (Festival Ninja).
"Kami mendapat dukungan yang lebih besar lagi dari Bakture Research Association (BRA) yang didirikan oleh Yuichi Setoyama. BRA yang memiliki teknologi penjernihan air akan menyumbangkan teknologi tersebut melalui Desa Ninja Kebumen," ungkapnya.
Hal ini, kata dia, bisa menjadi nilai plus, terutama bagi Indonesia yang bermasalah dengan kebersihan sungai, di mana salah satunya adalah sungai Citarum, yang dianggap sebagai salah satu sungai terkotor di dunia.
Sementara, Yuichi Setoyama, pendiri BRA mengaku senang dapat berpartisipasi dalam Tsunagu Project dan menyatakan kesediaannya untuk kembali membersihkan bumi dengan teknologi penjernihan air yang didukung oleh berbagai pihak, tidak hanya di Jepang tetapi di seluruh dunia.
Sebuah band Jepang dari Hiroshima, Deneb, dan mantan JKT 48 Gaida Farisha bekerjasama untuk menciptakan musik dan koreografi yang digunakan sebagai lagu tema untuk Desa Ninja Kebumen.
Kerjasama ini diharapkan dapat memotivasi kerjasama bilateral di bidang seni. Lagu dan koreografi tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai media promosi crowdfunding untuk mendukung perkembangan Desa Ninja Kebumen ke depan.
Banyak pula penduduk Hiroshima yang mendukung kegiatan Deneb dalam proyek ini. Deneb juga akan aktif di Indonesia pada tahun 2023 sebagai bentuk kecintaan terhadap Indonesia.
Kerjasama ini juga tidak luput atas kerjasama dengan salah satu media Indonesia yang menghadirkan informasi mengenai Jepang, Japanese Station.
Bersama dengan Japanese Station, akan hadir pula konten Tsunagu TV yang akan menghadirkan konten yang berkaitan dengan Desa NInja Kebumen dan Tsunagu Project.
Pada konferensi pers tersebut, Umi Sumiyati, selaku ketua Yayasan Seni Untuk Bangsaku, menyambut baik kerjasama ini dan berharap promosi dan pengembangan seni budaya Indonesia dapat terus berlanjut dalam taraf internasional dan kembali populer di di kalangan anak muda Indonesia.
Selanjutnya, Tabligh Pradana, dosen Swiss German University, mengutarakan rasa terimakasih atas kerja sama Jepang dan Indonesia ini.
Dia berharap kerjasama ini akan berdampak pada sektor pemberdayaan masyarakat dan mendorong perkembangan UMKM khususnya di wilayah Kebumen.
Qurotun Ainiyah, Kepala Desa Karangpule, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya bahwa keberadaan Desa Ninja di Karangpule dapat menarik wisatawan dari luar daerah dan menyerap sumber daya manusia di daerah tersebut.
Kedepannya, Desa Ninja Kebumen merencanakan berbagai kegiatan dengan Tsunagu Project, seperti pembangunan dan penambahan atraksi ninja, pelaksanaan festival ninja, dan kerjasama di bidang teknologi penjernihan air.
Saat ini Kebumen Ninja Village dan Tsunagu Project juga sedang melakukan crowdfunding untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kedepannya.
Pihaknya juga berharap baik Indonesia maupun Jepang dapat mendukung kegiatan yang menghubungkan kedua negara sahabat ini.
Pewarta : Lia
Post a Comment