Misa Inkulturasi Dikembangkan Gereja Katolik Kebumen

Foto : Gereja St. Yohanes Maria Vianney, Kebumen Saat Mengadakan Misa Diiringi Gamelan



KEBUMEN (BANYUMAS POS) - Gereja St. Yohanes Maria Vianney, Kebumen mengadakan misa rutin di Jalan Sutoyo No 11 Kebumen, Bumirejo, Sabtu (19/11/2022) sore. 

Misa yang dimulai pukul 18.00 WIB diadakan oleh Gereja Katolik, namun berbeda, tidak seperti biasanya dipimpin oleh Romo T. Mardi Usmanto dan Pastor Bantu Paroki. 

Romo T. Mardi Usmanto saat ditemui mengatakan, Misa kali ini sangat berbeda karena diiringi dengan alunan gamelan. 

Ia menambahkan, gereja Katolik tersebut ada yang namanya inkulturasi dan ini masuk kultur budaya.

"Gereja harus menerima, bukan menolak nilai-nilai baik yang ada dalam budaya setempat. Ini merupakan transformasi nilai-nilai budaya dan kita percaya dan nilai-nilai yang baik yang sama dengan nilai kekristenan maupun kekatolikkan," ujarnya didampingi Wakil Ketua DPP Dewan Pastoral Paroki, Th. Sumaryanto dan Sekretaris Paroki, David Tri Hardian. 

Lanjut dia, inkulturasi itu artinya menerima memasukkan nilai-nilai dalam budaya setempat yang baik yang sesuai dengan ajaran Injil, kebersamaan, kerukunan dan kerjasama.


"Lalu hormat pada leluhur, nilai-nilai yang baik yang ada juga dalam kitab suci,Tapi juga ditemukan dalam praktek pewarisan budaya itu diterima dalam Liturgi," katanya. 

Sementara, Liturgi itu menurutnya adalah ibadah, dalam Liturgi umat tujuannya mengungkapkan imannya dan mengungkapkan keyakinannya bahwasanya Allah juga hadir dan berkarya melalui budaya setempat.

"Dan menerima kebaikan-kebaikan yang ada dalam budaya kita yang diwariskan, ditradisikan oleh leluhur kitadan dari situ memantapkan iman. Jadi ada nilai-nilai universal, juga ada dalam agama manapun," imbuhnya. 

Oleh karena itu, kata dia, kalau kita berelasi dengan agama lain, itu juga ketemunya dalam nilai-nilai universal untuk bekerja sama, untuk memandang baik, itu karena ada nilai universal yang sama. 

Harapannya iman menjadi semakin mengakar dalam budaya. "Artinya ya kita di tanah Jawa ya bukan dengan misa atau Liturgi dari Eropa, dari Tiongkok, memang ada bisa untuk inkulturasi untuk Imlek, tetapi itu pun sama. 

"Kita sebagai orang Jawa semakin menghayati kejawaannya dengan gamelan yang sungguh-sungguh khas ini untuk dekat pada Tuhan, mengalami Allah, Allah itu hadir dalam budaya kita, dalam tradisi, dalam keadaan kita ini sekarang," tuturnya.

Romo juga mengharapkan Misa inkulturasi dikembangkan serta disiapkan dan sungguh-sungguh membuat Liturgi semakin berwarna, jadi ungkapan iman itu banyak cara, tetapi Liturgi juga dengan inkulturasi itu lebih menyentuh. 

"Dalam Liturgi itukan ungkapan aspek emosional, emosi, perasaan yang disentuh. Bagaimana mengalami Tuhan dalam Liturgi yang yang sangat khas dalam tradisi kita dan kita semakin imannya semakin mendalam semakin dekat dengan Tuhan," pungkasnya. 

Pewarta : Lia
Previous Post Next Post